Rabu, 14 Mei 2014

VR dan Game dan Masa Depan

Apa itu virtual reality? Virtual Reality merupakan lingkungan yang disimulasikan oleh komputer untuk menampilkan objek tertentu dimana kita dapat berinteraksi didalamnya, menyerupai apa yang terjadi di dunia nyata. Prospek teknologi ini di masa depan persis seperti yang dibayangkan oleh Zuckerberg. Saat ini, teknologi virtual reality telah banyak dikembangkan untuk tujuan games, militer, edukasi, kesehatan, dan simulasi kendaraan.

Cara Kerja Virtual Reality

Pertama, pengguna akan dibawa ke dalam sebuah lingkungan virtual sehingga mengalami immersi, atau perasaan berada di dalam dunia virtual yang dirancang. Pengguna dapat berinteraksi dengan lingkungan tersebut dalam cara tertentu. Kombinasi antara imersi dan interaktivitas akan menghasilkan sensasi bernama telepresence, bisa juga diartikan sebagai kehadiran jarak jauh. Menurut ilmuwan komputer, Jonathan Steuer, telepresence ini akan menimbulkan sensasi dimana pengguna menjadi tidak merasakan lingkungan sekitar dan membuat anda fokus pada keberadaan di dalam lingkungan virtual.
Lalu bagaimana cara agar immersi ini dapat dirasakan pengguna? Developer biasanya menggunakan sensor output kepada sistem lingkungan virtual agar sistem ini dapat bereaksi sesuai yang dilakukan pengguna secara real-time. Stimulasi sensor ini harus konsisten dengan apa yang dirasakan saat pengguna mengalami immersi di dalam lingkungan virtual.
Masalah yang biasa muncul adalah latency, atau jeda waktu antara tindakan yang dilakukan pengguna dengan reaksi yang muncul pada lingkungan virtual. Hal ini selalu terjadi pada setiap perangkat virtual reality karena waktu respon yang dibutuhkan hingga lingkungan dapat bereaksi. Durasi latency memang masih berada pada satuan milisekon, misalnya pada simulator penerbangan dimana pengguna ternyata merasakan dampak latency yang terjadi pada angka diatas 50 milisekon. Kesadaran pengguna terhadap latency membuat nuansa immersi yang telah terbentuk dari lingkungan virtual menjadi rusak.
Merancang Lingkungan Virtual Reality


Gambar diatas merupakan proses operasi game dengan teknologi virtual reality menggunakan kernel LINUX. Selain untuk game, ada banyak library grafis komputer yang dapat digunakan untuk mengembangkan lingkungan virtual yang real timeLibrary ini umumnya dapat dikembangkan bersama dengan bahasa pemrograman yang sudah lazim digunakan seperti C++, Perl, Java, atau Python.
Library grafis komputer yang populer seperti Open GL, Direct3D, Java 3D, dan VRML umumnya memiliki kemampuan untuk mengembangkan lingkungan virtual. Ada beberapa cara, seperti multithreading, yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan 3D dan membuat interaksi multi-user pada program menggunakan teknologi virtual reality.
Potensi Virtual Reality di Masa Depan
Menurut Michael Abrash, terdapat beberapa tantangan yang akan dihadapi agar sistem virtual reality yang handal dapat terwujud. Saat ini aspek yang bersifat visual dari virtual reality bisa dibilang hampir siap untuk diluncurkan ke publik. Namun masih terdapat area lainnya yang membutuhkan solusi yaitu 3D audio, haptics atau komunikasi non-verbal, body tracking, dan input.
Masalah seperti audio kini mulai teratasi dengan berkembangnya beberapa penyedia ekstensi untuk memprogram lingkungan suara seperti Enviromental Audio Extensions (EAX), DirectSound, dan Open AL. Masalah utama pada audio diperkirakan bukan lagi tentang menciptakan audio 3D, tapi bagaimana menggabungkannya dengan sistem virtual reality. Jadi bersiaplah untuk memasuki era virtual reality, meski mungkin dalam beberapa tahun ke depan baru teknologi ini benar-benar muncul dalam keseharian kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar